Beranda > Catatan > Kembali Menyadari Tempat Kembali

Kembali Menyadari Tempat Kembali

Segala puji bagi Allah yang telah memperjalankan siang dan malam dengan begitu rapinya. Yang menguasai segala yang ada. Menguasai galaxy, menguasai bermacam planet, bermacam bintang, dan yang menguasai kita tentu saja. Makhluk kecil dalam tatanan semesta.

Dalam sebuah kesempatam kajian, seorang ibu tua bertanya. Bertanya dengan sebuah pertanyaan yang sederhana. “Ustadz pripun carane supados timbangan kesaean kulo kathah”. Bukahkan sebuah pertanyaan yang sederhana tentunya, dari seorang tua.

Tapi sidang pembaca blog kasmamta yang budiman dan insya Allah dirahmati Allah, hal yang sederhana dalam tataran kata kadang menjadi kesulitan yang menjadi-jadi ketika diwujudkan dalam bentuk kerja.

Beruntung, sungguh beruntung ibu tua yang bertanya tersebut. Mulai menyadari tentang tempat kembali.

Tempat kembali, tempat di mana kita akan mempertanggungjawabkan semua amal di dunia kita ini.

Tempat kembali, tempat di mana banyak orang menyesal. Yang beramal baik menyesal mengapa tidak beramal lebih baik lagi. Yang beramal tidak baik menyesal mengapa tidak menjadi orang yang baik.

Tempat kembali, tempat di mana kita tidak bisa kembali ke tempat kita sebelumnya.

Mari kita berlindung kepada Allah semoga bisa memperoleh tempat kembali yang baik.

Sidang pembaca yang budiman, nyatanya tidak cuma orang tua yang seharusnya mulai kembali menyadari tempat kembali. Semuanya! Semua manusia harus mulai menyadari tempat kembali yang sesungguhnya.

Karena usia nyawa tidak ada yang bisa menerka, karena kapan kita dipaksa kembali tidak ada yang bisa menghenti.

Maka sedari kini mari kita kembali menyadari tempat kembali.

Kategori:Catatan
  1. giyarto.bdkcimahi
    Juli 31, 2012 pukul 7:35 am

    Membaca Artikel diatas aku jd ingat seorang kenalanku yang berasal dari Makasar dari keluarga yg bapaknya notabene seorang Romo Katholik tapi entah Kenapa anak2 nya memeluk agama Islam termasuk kenalanku yg alhamdulilah sdh menunaikan Ibadah Haji, beliau pernah Menjadi sukarelawan Jihad sewaktu Kerusuhan di Ambon tdk hanya itu beliau mengabdikan seluh harta, Ilmu dan keluarga untuk kemajuan Agama Islam tercinta, beliau pernah berpesan ” Jika Engkau Ingin Hidup Bahagia dan Tentram” maka “Bahagiakanlah dan Tentramkanlah Yatim Piatu dan Fakir Miskin”. Intinya jangan Lupakan Zakat, Infaq dan Sodakoh tanpa mengenal waktu dan tempat. Insyaalah jika semua manusia yg merasa dirinya Islam mengamalkan 3 Hal diatas, maka tentramlah Umat Nabi Muhammad,SAW. Amin ya robbal Alamin

  1. No trackbacks yet.

Tinggalkan komentar